hujan yang menyiram sehari
tak mampu menghapus panas setahun
budi yang kau tanam dalam
kini tercabut lewat kebusukanmu
bukankah kau merasa letih
mengapa kau paksa diri ??
jalan dipersimpangan sempit
membuka mata telinga tuk waspada
rindu yang mengharu biru
kugantungan di kastok baju
tak ada rasa lagi tentangmu
budimu hanyalah kamuflase
orang yang lalu lalang
dalam kehidupan kini
semata menambah buram lensa matamu
kau singgah bukan pada persinggahan
apa yang harus terkejar
tertinggal jauh melampaui mimpi
hanya mimpi ya... hanya mimpi
tapi aku sudah tak sendiri lagi
Kamis, 25 Maret 2010
Jumat, 19 Maret 2010
biduk
laju biduk terhambat ombak
selalu meninggalkan kesan susah
angin bertiup kencang
hanya sebuah tantangan
selalu meninggalkan kesan susah
angin bertiup kencang
hanya sebuah tantangan
dik
dik ...
kuingat tawa ceriamu
membahana riang bersenda
pagi siang sore dan malam
kemana kini??
dik ...
seuntai kata ingin terucap
merangkai bunga tak semudah itu
kata demi kata dari lidah kelu
kata apa ??
dik ...
aku ingin kau selalu tertawa
jangan sedih atau sakit
duka nestapa hanya punya orang susah
senangkanlah
dik ...
beribu jarak terhempas
aku tetap akan mendekat
karena kita memang dekat
sampai jauh dan dekat tiada jarak
ingatkanlah
kuingat tawa ceriamu
membahana riang bersenda
pagi siang sore dan malam
kemana kini??
dik ...
seuntai kata ingin terucap
merangkai bunga tak semudah itu
kata demi kata dari lidah kelu
kata apa ??
dik ...
aku ingin kau selalu tertawa
jangan sedih atau sakit
duka nestapa hanya punya orang susah
senangkanlah
dik ...
beribu jarak terhempas
aku tetap akan mendekat
karena kita memang dekat
sampai jauh dan dekat tiada jarak
ingatkanlah
ku kenang rembulan merah
wangi tubuhmu kukenang
aroma kembang cempaka
merona kulit wajahmu kuingat
pesona rembulan merah
rembulan merah yang dulu kugapai
entah menghilang kemana?
hilang diselimuti awan gelap
hanya kisi hati mengigau
memuja yang tak seharusnya dipuja
mengenang yang tak patut dikenang
merindu bukan tempatnya rindu
rembulan merah hanya kenangan
aroma kembang cempaka
merona kulit wajahmu kuingat
pesona rembulan merah
rembulan merah yang dulu kugapai
entah menghilang kemana?
hilang diselimuti awan gelap
hanya kisi hati mengigau
memuja yang tak seharusnya dipuja
mengenang yang tak patut dikenang
merindu bukan tempatnya rindu
rembulan merah hanya kenangan
API CINTA
di bekas abu ada arang cinta
hitam membakar seribu kenangan
pahit getir yang terasa
bercampur dengan sekam membara
di bekas cinta tertinggal duka
entah kenapa harus terpisah
atau karena panas cinta membara
membakar sisa sisa luka
kerinduan pada api
yang pernah menghanguskan cinta
membuat hati mengais sisa abu
bertuliskan akhir cinta
sepeninggal api cinta
kalbu membara menahan rasa
bercinta dengan api yang menghanguskan
bahkan cinta tak bersisa
hitam membakar seribu kenangan
pahit getir yang terasa
bercampur dengan sekam membara
di bekas cinta tertinggal duka
entah kenapa harus terpisah
atau karena panas cinta membara
membakar sisa sisa luka
kerinduan pada api
yang pernah menghanguskan cinta
membuat hati mengais sisa abu
bertuliskan akhir cinta
sepeninggal api cinta
kalbu membara menahan rasa
bercinta dengan api yang menghanguskan
bahkan cinta tak bersisa
Langganan:
Postingan (Atom)